Perkembangan tersebut juga merambah pada bidang informasi dan berbagai aspek kegiatan organisasi,tanpa terkecuali organisasi yang bergerak dalam bidang jasa yaitu rumah sakit. Perkembangan yang terjadi pada bidang informasi akuntansi menyebabkan berkembangnya kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dibutuhkan proses serta kinerjayang berkualitas dalam menghasilkan informasi(Rivaningrum dan Mahmud, 2015).
Persaingan antar instansi kesehatan juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk tetap dapat unggul secara kompetitif dan menjawab setiap tantangan dari masyarakat.Selain itu, saat ini banyak instansi kesehatan yang mengalami kendala dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi yaitu terletak saat proses menghasilkan informasi tersebut. Pada proses menghasilkan informasi akuntansi sehari-hari dilaksanakan menurut sistem yang diterapkan pada instansi masing-masing dan pelaksanaannya tidak terlepas dari permasalahan (Rivaningrum dan Mahmud, 2015).
Instansi kesehatan seperti rumah sakit juga sangat memerlukan penggunaan sistem informasi akuntansi dalam kegiatan operasionalnya. Sekalipun kegiatan utamanya adalah melayani masyarakat dalam bidang kesehatan, akan tetapi bidang keuangan atau akuntansi juga merupakan bagian penting dalam mengelola rumah sakit. Rumah sakit memiliki karyawan yang harus diberi gaji setiap bulannya.Selain itu pasien juga wajib untuk mengurus masalah administrasi dan keuangan untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang layak dari pihak rumah sakit. Maka dari itu bagian keuangan dan akuntansi dalam rumah sakit memiliki peranan penting dalam aktivitas pelayanan kesehatan. Salah satunya adalah pemakaian sistem informasi akuntansi yang baik yang dapat digunakan untuk mencapai keunggulan secara kompetitif(Aditya2014).
Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mengatur arus dan pengelolaan data akuntansi dalam perusahaan,sehingga data keuangan yang ada dalam perusahaan dapat bermanfaat dan dijadikan dasar pengambilan keputusan,baik bagi pihak manajemen maupun pihak lain di luar perusahaan.Sistem infomasi akuntansi penting bagi organisasi ataupun perusahaan untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan mendukung daya saing perusahaan melalui penyediaan informasi keuangan dan akuntansi bagi manajemen (Fahmiswari dan Dharmadiaksa,2013).
Namun dalam kenyataannya, masih ada permasalahan yang muncul dalam penggunaan sistem informasi akuntansi. seperti yang terjadi pada rumah sakit yang ada di Kabupaten Ponorogo yang telah menerapkan sistem informasi akuntansi pada kegiatan operasionalnya.Permasalahan yang sering terjadi adalah karena pada karyawan bagian keuangan dan akuntansi dituntut untuk dapat menggunakan komputer dan mengoperasikan sistem yang ada di dalamnya untuk menunjang pekerjaannya. Tidak sedikit karyawan yang merasa bingung untuk mengoperasikan komputer dalam bekerja.Fenomena tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karena kurangnya pengetahuan bagaimana mengoperasikan Sistem Informasi Akuntansi yang baik dan benar.
Karyawan yang tidak cukup mengerti dengan prosedur atau cara kerja sistem informasi akuntansi suatu organisasi akan merasa bahwa sistem tersebut rumit atau susah untuk dijalankan.Kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur menggunakan variabel kepuasan pengguna SIA dan variabel penggunaan SIA. Dikarenakan salah satu tolak ukur kinerja sistem informasi akuntansi adalah kepuasan pengguna, maka sistem informasi akuntansi yang diterapkan harus berorientasi kepada pengguna sistem tersebut(Komara, 2005). Artinya, secanggih apapun sistem informasi yang diterapkan, jika dalam perencanaan sistemnya tidak memperhatikan faktor manusia sebagai penggunanya, maka dapat dipastikan akan terjadi banyak hambatan yang menyebabkan kegagalan sistem (Fani, Darmawan dan Purnamawati, 2015).
Berhasil atau tidaknya sebuah sistem tergantung pada seberapa baik penggunanya mampu menerapkan aplikasi tersebut.Partisipasi pengguna untuk mencapai keberhasilan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sehingga pengguna memiliki kemauan menggunakan dan dapat menggunakan sistem informasi yang dikembangkan dengan baik(Rahadian,2014).
Seorang pengguna sistem informasi akuntansi(karyawan) harus memiliki kemampuan individual yang memadai untuk dapat mengoperasikan sistem yang diterapkan dengan baik.Kemampuan individual atau kemampuan teknik personal yang baik akan memacu pengguna untuk memakai sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi akuntansi menjadi lebih tinggi.Yang dimaksud pengguna sistem dalam penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi dan keuangan rumah sakit yang ada di Kabupaten Ponorogo (Rahadian, 2014).
Selain kemampuan teknik yang harus dimiliki oleh karyawan pengguna Sistem Informasi Akuntansi. Motivasi kerja dan komitmen organisasi juga harus dimiliki oleh seorang karyawan pengguna Sistem Informasi Akuntansi. Karena seorang karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:faktor personal atau individual yang meliputi pengetahuan,keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. Dan faktor lain seperti sistem, situasi,kepemimpinan, atau tim(Mahmudi, 2010).
Penelitianini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) yaitu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansipada perusahaan manufaktur, yang terdiri dari faktor keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi, kapabilitas personal sistem informasi,ukuran organisasi, dukungan top management, dan formalisasi sistem. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna sistem dan faktor lainnya memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri, Dianadan Dharmadiaksa (2015), yang menunjukkan bahwa kemampuan pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem infomasi akuntansi,Kemampuan pengguna Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif pada kinerja sistem informasi Akuntansi(Prabowo, 2013). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sudibyo dan Kuswanto (2012).Namun menurut Almilia dan Briliantien (2007) dan Rahadian (2014), menyatakan bahwa keterlibatan pengguna dan kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Alasan pengambilan objek penelitian pada rumah sakit adalah karena penelitian dengan objek rumah sakit masih jarang diteliti, ini dapat dilihat pada penelitian-penelitian terdahulu yang mayoritas mengambil objek di bank, perusahaan dan pemerintahan.Berdasarkan penjelasan di atas,penulis menguji faktor keterlibatan pengguna dalam kinerja sistem informasi akuntansi menggunakan variabel kemampuan individual atau kemampuan teknik personal dan dua variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu motivasi kerja dan komitmen organisasi karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar